Apa itu TIER Data Center ?

Mengenal TIER Data Center pada Omadata

Perusahaan yang telah memiliki data digital berukuran besar (Big Data), dan merupakan data rahasia, maka data center menjadi pilihan terbaik untuk penyimpanan dan pengamanan data tersebut. Dan sebagai pusat pengolahan dan pemrosesan data, maka data center ini menjadi inti dari semua aktivitas dari data digital yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Sebenarnya apa itu data center? Data center merupakan fasilitas berupa tempat, bangunan ataupun gedung yang berfungsi untuk menyimpan dan mengoperasikan server. Data center ini terdapat fasilitas penunjang untuk menjamin uptime dari kerja server tersebut selama 24 jam yang bertujuan agar server harus dapat diakses setiap saat. Dalam dunia data centre, terdapat sebuah istilah yang dinamakan “TIER”. Secara sederhana, TIER ini dapat diartikan sebagai “Tingkatan”. TIER ini menunjukkan tingkat keamanan dari data center tersebut.



Adanya klasifikasi TIER pada data center ini mulai muncul pada tahun 1990-an, yang berkembang dari sebuah terminologi industri bersama ke dalam sebuah standar global untuk kepentingan validasi bagi pihak ketiga dalam hal kelayakan infrastruktur data center. Salah satu organisasi yang memberikan sertifikasi dengan sistem TIER-ing dan menjadi standar bagi pelaku bisnis data center di seluruh dunia yaitu Uptime Institute, organisasi ini membuat suatu sistem klasifikasi untuk data center. 

Dari sinilah awal dimulainya pengertian dan klasifikasi TIER. Hal ini dilakukan karena melihat banyaknya perusahaan yang bekerjasama dengan penyedia layanan data center yang menyediakan sistem backup untuk disaster recovery. Dengan sertifikasi TIER pada data center ini menjamin parameter kelayakan service level yang data center berikan. Sertifikasi TIER mencerminkan bahwa data center tersebut dapat terus diakses tanpa gangguan atau tanpa putus sesuai dengan klasifikasi TIER-nya.

Selain Uptime Institute, lembaga lain yang memberikan standarisasi pada data center adalah Telecommunications Industry Assocition 942 (TIA-942). Standarisasi dari TIA-942 telah digunakan sebagai referensi ketika merencanakan, merancang dan implementasi data center. Hal ini membantu dalam penetapan standar untuk sistem pemasangan kabel dan desain jaringan. Cakupan aplikasinya sangat luas meliputi arsitektur jaringan, desain listrik, manajemen basis data, redundansi sistem, kontrol terhadap ancaman fisik, manajemen lingkungan, manajemen daya, dan lainnya. Dengan berpegang pada Standar TIA-942 memberikan kepastian dalam standar-standar pembangunan data center, operasi yang aman dari kegagalan, perlindungan yang lebih terjamin terhadap bencana, kemungkinan perluasan, skalabilitas, dan keandalan jangka panjang. Standar TIER yang dibuat TIA-942 menetapkan spesifikasi teknis yang baku tentang cara merancang atau membangun data center. Sementara itu, standar tier Uptime Institute lebih berorientasi pada tujuan tetapi dengan metode yang tetap fleksibel.

Mengacu pada standar dan sertifikasi yang ditetapkan oleh Uptime Institute, terdapat empat TIER dalam perancangan data center yang didasarkan kepada level pelayanannya. Menurut TIA-942, tingkat availability setiap TIER tentu akan berbeda, sesuai dengan kebutuhan pusat data itu sendiri. Adapun empat TIER dalam data center ini adalah:

  1. TIER 1 – Basic Site Infrastructure, 
  2. TIER 2 – Redundant Site Infrastructure Capacity Components, 
  3. TIER 3 – Concurrently Maintenable Site Infrastructure, dan 
  4. TIER 4 – Fault Tolerant Site Infrastructure.



Berikut ini perbedaan antara teknologi dan tingkat keamanan tiap TIER dari data center tersebut:

TIER 1 – Basic Site Infrastructure:

TIER 1 ini biasanya ditemui pada perusahaan yang memiliki data center sendiri, dengan infrastruktur standar yang memenuhi syarat sebuah data center. Perangkat TI dilayani oleh satu jalur distribusi non-redundat, atau satu uplink per satu server. Memiliki tingkat uptime 99,671%, atau dalam setahun waktu downtime-nya (batas toleransi gangguan) maksimal 28,8 jam. Fokus kemampuan untuk dapat melayani aktivitas operasional selama jam kerja dan dibantu dengan UPS dan generator. Namun, ketersediaan genset, raised floor, UPS, sifatnya opsional. Untuk tindakan preventif maintenance dilakukan dengan cara di-shutdown keseluruhannya. Tingkat keamanannya terhadap gangguan yang terencana atau tidak bisa dikategorikan sebagai rentan. Implementasi atau pembangunan fasilitas ini membutuhkan waktu singkat dan maksimal 3 bulan.

TIER 2 – Redundant Site Infrastructure Capacity Components

TIER 2 Pada dasarnya mirip dengan Tier 1, namun telah ditambah dengan komponen redundant (serba memiliki sumber daya cadangan). Selain wajib memiliki UPS, data center Tier 2 harus dilengkapi generator backup sebagai persiapan saat ada pemadaman bergilir dari PLN. Termasuk, harus dilengkapi dengan raised floor. Memiliki tingkat uptime 99.741 %, atau dalam setahun waktu downtime-nya maksimal 22 jam. Memiliki redundant component N+1, dan memiliki backup power sehingga waktu downtime lebih singkat. Tingkat keamanannya terhadap gangguan yang terencana atau tidak bisa dikatakan agak rentan. Tindakan preventif maintenance dilakukan shutdown pada power path dan bagian tertentu dari infrastruktur yang memerlukan shutdown saja. Implementasi atau pembangunan fasilitas ini membutuhkan waktu maksimal 3 – 6 bulan.

TIER 3 – Concurrently Maintenable Site Infrastructure

TIER 3 merupakan data center berstandar internasional dari segi infrastruktur, fasilitas dan tingkat keamanan. Memiliki tingkat uptime 99.982 %, atau dalam setahun waktu downtime-nya maksimal 1,6 jam. Harus memiliki lebih dari satu sumber daya listrik dan jaringan (multi network link) sehingga syarat “no shutdown” dapat terpenuhi pada data center TIER 3. Harus memiliki raised floor , UPS dan generator cadangan serta memiliki sistem jalur untuk pengeluaran udara panas dan dingin serta komponen redundant N+1. Tingkat keamanannya tinggi karena telah memiliki sistem keamanan 24 jam dan area bangunan yang tidak rentan terhadap bencana. Tindakan preventif maintenance dilakukan dengan mengalihkan beban kepada sistem backup saat sistem utama di maintenance. Implementasi atau pembangunan fasilitas ini membutuhkan waktu maksimal 15 – 20 bulan.

TIER 4 – Fault Tolerant Site Infrastructure

Pada dasarnya TIER 4 ini hampir sama dengan TIER 3. Tetapi, data center TIER 4 ini hanya memiliki toleransi downtime 30 menit dalam setahun, dengan tingkat uptime 99.995 %. Memiliki raised floor , UPS dan generator cadangan serta memiliki sistem jalur untuk pengeluaran udara panas dan dingin. Tingkat keamanannya tinggi karena telah memiliki sistem keamanan 24 jam, serta tidak rentan terhadap gangguan terencana atau tidak. Implementasi atau pembangunan fasilitas ini membutuhkan waktu maksimal 15 – 20 bulan.

Dan untuk Omadata data center sendiri berada diantara TIER 2 dan TIER 3 dikarenakan hampir semua klasifikasi dari TIER 3 sudah ada di Omadata data center seperti segi infrastruktur, fasilitas dan tingkat keamanan kita sudah terbukti dengan mendapatkan Sertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 27001:2013, Memiliki tingkat uptime 99.982 %, atau dalam setahun waktu downtime-nya maksimal 1,6 jam, memiliki raised floor , UPS dan generator cadangan serta memiliki sistem jalur untuk pengeluaran udara panas dan dingin serta komponen redundant N+1. Tingkat keamanannya tinggi karena telah memiliki sistem keamanan 24 jam dan area bangunan yang tidak rentan terhadap bencana. Tindakan preventif maintenance dilakukan dengan mengalihkan beban kepada sistem backup saat sistem utama di maintenance, dan banyak memiliki jaringan (multi network link).



Secara umum, biaya investasi dan biaya operasional pada data center sesuai dengan tingkatan TIER-nya. Jadi, semakin tinggi TIER-nya maka semakin besar biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, TIER 4 belum tentu merupakan solusi terbaik bagi perusahaan yang hanya membutuhkan data center di tingkat TIER 2. Sebab, hal itu dapat berakibat pada pemborosan modal dan lebih beresiko. Lebih dari itu, perusahaan sebaiknya tidak hanya memperhatikan spesifikasi desain suatu data center, tetapi juga mempertimbangkan sejauh mana suatu standar data center itu dapat meningkatkan kinerja, keandalan, dan waktu operasional yang sebenarnya.


di dalam Articles
Masuk untuk meninggalkan komentar
BIG DATA
Seberapa Penting Big Data Bagi Perusahaan